Langsung ke konten utama

TIPS:KIAT MENJADI PEMENANG LMCR-2008 LIP ICE SELSUN GOLDEN AWARD, BERHADIAH TOTAL RP 80 JUTA

Lomba Menulis Cerita Pendek Remaja 2008 (LMCR-2008) LIP ICE SELSUN GOLDEN AWARD kembali diselenggarakan oleh PT ROHTO Laboratories Indonesia dan Naning Pranoto sebagai Ketua Penyelenggaranya. LMCR-2008 dibuka 1 Juli 2008 dan ditutup 10 Oktober 2008. Para pemenangnya akan diumumkan 10 Nobember 2008 antara lain melalui www.rohto.co.id dan www.rayakultura.net

Sejak awal Juni 2008, Panitia LMCR telah menerima SMS dari berbagai kota Tanah Air, yang intinya menanyakan kapan LMCR-2008 diselenggarakan. Selain itu, di antara mereka yang kirim SMS tersebut menanyakan kiat-kiat agar bisa menjadi pemenang LMCR-2008 yang hadiah puluhan juta rupiah.

Berikut ini kami sajikan kiat menjadi pemenang LMCR-2008, untuk menjawab ratusan SMS yang masuk ke HP Panitia LMCR.

Patuhi Dua Persyaratan
Kiat pertama yang harus diperhatikan oleh para peserta LMCR-2008 adalah mematuhi persyaratan yang diberlakukan oleh panitia LMCR-2008. Persyaratan tersebut terdiri dari dua kategori yaitu persyaratan administrasi dan teknis penulisan.

Persyaratan Administrasi
1. Pilih kategori yang tepat bagi peserta (Kategori A: Pelajar SLTP; Kategori B: Pelajar SLTA dan Kategori C: Mahasiswa/Guru/Umum)
2. Peserta wajib mencantumkan alamat lengkap dan melampiri karyanya dengan mini biodata, foto, identitas (pilih salah satu Kartu Pelajar/Kartu Mahasiswa/SIM/KTP/Paspor atau Kartu Keluarga)
3. Lampirkan kemasan produk LIP ICE jenis apa saja atau segel Selsun Blue-5 atau Selsun Gold For Teens pada setiap judul cerpen yang dilombakan
4. Taati tanggal penutupan lomba yaitu 10 Oktober 2008 stempel pos, artinya karya cerpen yang dilombakan dianggap gugur jika dikirim melewati tanggal penutupan tersebut

Persyaratan Teknis Penulisan
Baca dengan seksama persyaratan penulisan cerpen yang diberlakukan oleh panitia LMCR-2008, yaitu antara lain:
1. Tema cerita, dunia remaja dan seluk beluknya
2. Karya harus asli (bukan jiplakan atau adaptasi dari cerita karya orang lain)
3. Ditulis dengan bahasa literer (bukan dengan bahasa gaul atau prokem, kecuali untuk dialog para pelakunya)
4. Panjang tulisan
5. Sinopsis/ringkasan cerpen yang dilombakan
6. Sistem pengetikan dan penggunaan kertas untuk print-out (spasi 1,5 menggunakan font 12, Times New Roman, karya diprint menggunakan kertas kuarto)
7. Karya yang dilombakan harus dilampiri file (dalam format CD) dan dikirim rangkap tiga (tiga), terdiri dari satu (1) set asli dan dua (dua) set fotocopy
8. Seluruh berkas karya dan lampirannya dimasukkan dalam amplop tertutup dan di kirim ke panitia sesuai dengan alamat yang telah ditentukan
9. Untuk memudahkan penyeleksian karya, amplop yang tersebut dalam Butir 7 ditulisi kategori A, B atau C pada atas kiri bagian amplop tyersebut

Kelemahan Peserta
Berdasarkan pengamatan panitia LMCR sejak tahun 2006, karya para peserta yang tidak berhasil menjadi pemenang antara lain punya kelemahan sebagai berikut:
1. Cerpen yang dilombakan bertema umum/biasa (cenderung sama dengan cerita yang disajikan oleh sinetron di layar kaca yaitu percintaan remaja yang memperebutkan gadis atau jejaka tampan), padahal yang untuk menjadi pemenang seharusnya peserta menulis tema yang unik dan kreatif dan dipadu dengan warna lokal (lihat dan baca kumpulan Cerpen Pemenang LMCR 2006 dan 2007 yang telah diterbitkan oleh panitia LMCR)
2. Cerpen yang dilombakan ditulis dengan bahasa gaul atau prokem untuk narasi maupun dialognya, padahal persyaratan yang diberlakukan cerpen harus ditulis dengan bahasa literer
3. Karya yang dilombakan tidak memenuhi persyaratan administrasi maupun penulisan
4. Hanya sekitar 45% peserta LMCR-2006 dan 65% peserta LMCR-2007 yang melampirkan biodata lengkap, sisanya tidak mencantumkan biodata atau hanya mencantumkan biodata ala kadarnya
5. Hanya sekitar 50% seperta LMCR-2006 dan 60% peserta LMCR-2007 yang melampirkan sinopsis cerpen yang dilombakan, sisanya tidak mencantumkan. Padahal sinopsis itu sangat diperlukan Dewan Juri untuk juri dalam menilai karya pemenang pada babak penyisihan

Agar para peserta memenangkan LMCR-2008, sebaiknya tidak melakukan paparan ke lima kelemahan tersebut

Biodata yang diharapkan Panitia dengan format berikut ini:
1. Nama lengkap
2. Nama panggilan/nama samaran (jika ada)
3. Tempat, tanggal dan tahun lahir
4. Alamat lengkap rumah (lengkapi dengan nomor telepon/HP dan e-mail jika ada)
5. Alamat Sekolah/Perguruan Tinggi bagi peserta yang masih studi
6. Alamat Kantor/Lembaga bagi peserta yang sudah bekerja atau cukup mencantumkan alamat rumah bagi yang berwirausaha atau ibu rumah-tangga
7. Judul karya yang dilombakan
8. Prestasi (di bidang apa saja) yang pernah di raih
9. Karya tulis yang pernah ditulis dan dipublikasi
10. No Rekening Bank untuk menstranfer hadiah uang tunai (jika menjadi pemenang)
11. No Telepon Rumah/HP yang mudah dihubungi panitia LMCR-2008

Selamat berkarya! (Panitia LMCR-2008)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Satu Cinta Untuk Eva Dwi Kurniawan

1.        Penyair Eva merupakan penyair yang sangat produktif. Dalam kurun waktu lima bulan, ia menyulap puisi-puisi itu dan jadilah antologi Swara Dewi yang berjumlah 64 judul. Angka genap yang terkesan ganjil, kenapa tidak dibulatkan menjadi 65 saja? Tentu ini memiliki alasan tertentu. Ia menuliskan puisinya dari bulan Januari hingga Mei 2012. Baru kali ini saya melihat ada penyair sedahsyat dan seproduktif ini. Mungkin hidupnya didedikasikan hanya untuk puisi. Dan dengan membaca antologi tersebut, kesan pertamanya adalah menulis puisi itu gampang. Antara kurun Januari hingga Mei saya kembali bertanya, di mana bulan april? Tak ada satu pun puisi yang ditulis bulan April masuk dalam antologi ini. Mungkin bulan April terlalu menyakitkan baginya? Mungkin ia pernah patah hati di bulan April. Tampaknya, Penyair Eva tidak menganggap bulan itu begitu penting, melainkan   ia memilih puisi-puisi yang memiliki tema sama. Ini terlihat dari adanya puisi di bulan Desember 2012 yang diikutkan d

Mengupas Makna Tadarus, Antologi Puisi “Tadarus” karya; Musthofa Bisri

Gus Mus—panggilan akrab A. Mustofa Bisri—menggubah puisi (baca; Al qur'an) menjadi puisi. Apa yang ada di dalam Al qur'an beliau terjemahkan lagi dalam puisi Indonesia. Meski hal ini tidak bisa menandingi, bahkan mustahil untuk menyamai isi dari alqur'an, tapi puisi yang digubah oleh Gus Mus sudah cukup menggerakkan seluruh bulu roma dan mengendorkan sendi-sendi tubuh. Tentu saja hal ini tidak lepas dari pandangan tentang proses kreatif yang dilakukan oleh Gus Mus. Gus Mus yang tak pernah tamat atau lulus sekolah belajar kesenian dengan mengamati masa kecilnya. Jiwa pelukisnya tumbuh saat beliau teringat bahwa pada masa kecilnya beliau pernah memenangkan lomba menggambar dan warnai. Sejak saat itu, beliau sadar bahwa dalam dirinya ada bakat untuk melukis. Kemudian mulailah Gus Mus melukis hingga pada saat ini lukisan beliau sangat terkenal. Salah satu lukisannya yang hanya bertuliskan alif di atas kanvas terjual hingga puluhan juta rupih. Untuk bakat menulisnya sendiri, ber

Teror dalam Tarian Bumi Untuk Bali

Beberapa hal pokok yang masih berhubungan dengan kerangka analisis social dan budaya dengan dikaitkan perubahan yang dimiliki dalam novel Tarian Bumi karya Oka Rusmini, menarik untuk dibaca. Perubahan yang dimaksud di sini adalah pola pikir tokoh atau individu yang secara teranng-terangang memberontak pada kebudayaan Bali juga feminisme. Bukan perubahan-perubahan besar, seperti revolusi, perang, maupun peristiwa-peristiwa penting lainnya. Tarian Bumi adalah Sebuah novel eksotis khas etnik Bali yang penuh dengan suasana dan atmosfer “pemberontakan”, sekaligus situasi ambivalen kaum perempuan dalam menghadapi realitas sosialnya. Tata sosial yang hierarkis lewat pembagian kasta, patriarkhal di mana kaum laki-laki lebih banyak mendapatkan previlese social, merupakan problem-problem fundamental yang dihadapi kaum perempuan di Bali, jika ingin menemukan hubungan yang relatif lebih equal dan lebih emansipatoris. Meski secara terang-terangan terjadi pemberontkan di sana-sini, sebagai novel per