Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2010

Bollywood Menuju Hollywood

Sehabis menonton tiga film produksi India tidak dalam satu waktu, kecenderungan film produksi Negara Mahabarata ini mulai nampak jelas. Tiga film tersebut adalah Want To be Millioneri, My Name Is Khan, dan 3 Idiot. Dua film terakhir diproduksi hampir bersamaan. Ketiga film tersebut sekaligus menembus industri film Amerika, Hollywood. Hal ini tentu membanggakan, entah bagi siapa, yang jelas ini merupakan prestasi bagi film produksi India. Setelah kesuksesan Want To Be Millioner, India seolah-seolah meraih piala kemenangan yang kemudian disusul dengan piala-piala yang lain. Terbukti, dua film lainnya kemudian muncul dengan cukup membanggakan. Seperti yang sudah selama ini kita saksikan, film-film produksi India, bollywood, memiliki kecenderung yang sama; alur dan tema. Film produksi bollywood biasa bercerita tentang kisah cinta kemudian dihalangi oleh relasi kuasa yang tidak imbang, baik dari orangtua, harta ataupun relasi kuasa lainnya. Selain itu kemudian akan muncul orang ketig

semacam kata-kata bijak

Wanita adalah seorang dewi yang harus didekati pria dengan penuh penghormatan, penghargaan dan perhatian. Wanita adalah keturunan Hawa bukan pengikutnya. Ia mencerminkan kejayaan Perawan Suci Maria, perempuan yang menjadi tujuan persembahan katedral-katederal besar Gothic abad 20. keunggulan spiritual dan emosional yang dimiliki wanita adalah sebuah anugerah bagi seorangpria bodoh—seorang yang tidak cerdas, tidak dewasa, tolol, dan bengis. Kekuatan seorang wanita terhadap pria adalah mutlak. Burung rajawali yang melanggar sumpah akan merasa nyaman di sarang yang ketiga. Jangan terlalu keras untuk mendapatkan cinta seorang wanita yang bernafsu. Kau tidak dapa memenangkan cintanya walau sekeran apapun kau mencoba—kecuali kamu adalah seorang yang memiliki kekuatan Venus, sehingga kau bisa membuatnya puas. Melakukannya lebih sulit daripada sekedar menguras samudra. Dengan tunduk terhadap segala perintah wanita, kau akan berusaha mencintai dengan cara melayani. Ketika

Rekonstruksi Islam di Amerika

tulisan ini merupakan hasil pembacaan teerhadap film "My Name is Khan". ditulis dalam rangka memenuhi tugas akhir mata kuliah poskolonial yang diampu oleh Dr. Budiawan, pada Program Pascasarjana Ilmu Religi dan Budaya Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Pendahuluan Film bukan semata-mata soal industri, tetapi ia juga merepresentasikan identitas dan karakter sebuah bangsa. Artikel-artikel di blog India yang berhubungan dengan film My Name Is Khan (selanjutnya disingkat Manisan) ini menunjukkan suatu fakta yang menarik, tanggapan terhadap film ini lebih membicarakan tentang politik kebudayaan di India daripada nilai keindahan film itu sendiri. Film ini tidak selayaknya film produksi India pada umumnya, yang cenderung lebih mengedepankan tarian dan nyanyian tradisional ketimbang ideologi-ideologi yang diusung dalam film. Beberapa film produksi India yang dapat disebut keluar dari jalur umumnya film India antara lain Slumdog Millionari, 3 Idiot, dan Manisan. Setidaknya, tiga fil