Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2008

Lomba Cerpen-cerber Femina 2008

ANDA, CALON PENULIS TERKENAL! Berbekal pengalaman sehari-hari atau imajinasi yang hebat, Anda bisa menghasilkan karya fiksi menarik dan bermutu. Jangan lewatkan Sayembara Mengarang Cerpen & Cerber femina 2008, dengan Ayu Utami sebagai ketua dewan juri. Inilah jalan untuk mewujudkan impian menjadi penulis kenamaan. SYARAT UMUM SAYEMBARA CERPEN & CERBER: • Peserta adalah Warga Negara Indonesia. • Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan menggunakan ejaan yang disempurnakan. • Naskah harus asli, bukan terjemahan. • Tema bebas, namun sesuai untuk majalah femina. • Naskah belum pernah dipublikasikan di media massa cetak maupun elektronik, dan tidak sedang diikutsertakan dalam sayembara lain. • Peserta hanya boleh mengirimkan dua naskah terbaiknya. • Hak untuk menerbitkan dalam bentuk buku dan menyiarkannya di media elektronik ada pada PT Gaya Favorit Press. • Redaksi berhak mengganti judul dan menyunting isi. • Naskah yang tidak menang, tetapi dianggap cukup baik, akan di

Hilangnya Kesadaran Memahami Kearifan Lokal

Pada mulanya, berkembangnya sebuah kebudayaan suatu masyarakat dinilai dari kesadaran dan kemampuan membacanya, membaca apa saja baik yang tersurat maupun yang tersirat. Kecermatan dalam membaca inilah yang membuat manusia mampu menciptakan hal-hal yang dapat digunakan untuk memperediksi masa depan. Dengan bacaan yang luas, masa depan terasa begitu dekat dan bukanlah suatu hal yang muskil dipetakan. Problem selanjutnya adalah pewarisan. Manusia dan kebudayaan bagaikan dua mata sisi uang yang tak dapat dipisahkan satu sama lain. Tak ada manusia tanpa budaya dan tak ada budaya tanpa manusia. Akan tetapi keduanya bukan merupakan bentuk yang sama, melainkan dua hal yang saling mendukung dan mempengaruhi sehingga seringkali muncul pertanyaan; manusia atau budaya yang mempengaruhi? Kejelasan tentang konsepsi manusia akan memperjelas pula konsepsi tentang sebuah kebudayaan yang terdapat pada sekelompok manusia tersebut. Jika demikian, maka manusialah yang membentuk budaya. Ernst Cassirer (via

Sang Jendral

Sebuah drama anak-anak Ibu : Sabri! Makanlah dulu. Sabri : Tidak, Bu! Aku mau main saja. Sudah ditunggu teman-teman. Ibu : Kamu harus makan dulu, nak. Biar tidak sakit. Setelah makan, nanti kamu boleh makan sesukamu. Sabri : Ah, Ibu ini pokoknya aku mau main! (DI SELA-SELA PERCEKAPAN ANTARA IBU DAN SABRI, TERDENGARLAH NYANYIAN PADANG BULAN YANG DINYANYIKAN OLEH ANAK-ANAK.) ANAK-ANAK DI LUAR PANGGUNG: Yuk pro konco dolanan ning jobo Padang bulan, padange koyo rino Rembulane e sing awe-awe Ngelingake ojo podho turu sore Sabri : Tuh kan, Bu! Teman-teman sudah nunggu. Berangkat dulu (pergi, keluar panggung) Ibu : Susah sekali, anak-anak kalau disuruh makan. Sukanya main terus. Hah! Repot. (Ibu keluar) (SEGEROMBOLAN ANAK-ANAK DATANG MEMASUKI PANGGUNG SAMBIL TERTAWA-TAWA DAN BERGEMBIRA SAMBIL MENYANYIKAN LAGU TENTARA DENGAN NADA BEBEK KWEK…KWEK…KWEK…) Alim : Kwek, kwek! Semua : Kweeeek! Alim : Kwek, kwek kwek kwek! Semua : Kuwweeek! Alim : Kuwweehek! Semua : Kuwek! Santi : (maju) Kenapa kwek

Om Jamak

Sepanjang hidup, aku melihat manusia memanjakan gengsi, bahkan membelinya. Anehnya lagi, bisa diangsur! Atau dalam bahasa orang-orang kecil, bisa diutang. Seorang teman misalnya, ia bekerja di sebuah biro perjalanan yang menuntutnya harus berpakaian seelegan mungkin supaya terlihat mempunyai kehormatan yang tinggi dan pengaruh yang besar. Tak ayal, ia pun membeli jas-jas buatan desainer dunia yang namanya kondang setinggi langit. Bukan karena ukurannya yang mungil, bahkan juga karena potongan yang lebih ramping. Label yang dijahit di jas itu membuatnya turut melambung bersama, dan secara tak langsung, ia diasosiasikan dengan sesuatu yang mahal, sophisticated, kadang meski understated tetap menggaungkan sebuah bayang-bayang kelas tertentu dan tidak murahan. Apalagi kalau ditanya, jas anda keren, beli di mana? Di belakang ceritanya, ia mengaku kalau harus melunasi cicilannya tiap bulan dengan sekian dolar. Di lain kesempatan, ia bercerita memiliki pelanggan wanita yang kalau membeli tike

Bunga Matahari Interlude Mawar merah *

Sengaja, aku membuat pertemuan denganmu siang ini. Ada yang mesti kita bicarakan; tentang bunga matahari yang kita tanam di tempat biasa kita bertemu; disebuah taman kota di samping kiri dari arah barat di bawah pohon rindang, entah apa nama pohon itu. Bunga matahari itu sudah semakin besar, tangkainya semakin banyak dan bercabang ke mana-mana. Tujuh tangkai yang bercabang. Hanya saja sekarang lebih rapi. Aku yang merawatnya beberapa hari terakhir ini, setelah lama kamu tidak terlihat di taman kota itu lagi. Dan sebelum tumbuh tangkai-tangkai yang lainnya dan aku akan semakin repot untuk mengurusinya, maka pertemuan siang ini aku rasa sangat perlu. Sepertinya kamu sudah tidak lagi memperdulikannya. Sengaja pula aku menentukan tempat pertemuan kali ini tidak di tempat biasa kita bertemu. Aku takut kalau saja bunga matahari itu mendengar pembicaraan kita. Dan dia akan kecewa kalau kamu memutuskan untuk menghentikannya proses fotosintesisnya. Dan itu sangat mengecewakan lagi bagiku. Seb

menjadi buruk di pikiran orang

SUATU kali kau akan merasakan dirimu dipergunjingkan orang-orang di sekelilingmu. Tidak enak memang. Belum lagi jika informasi yang mereka dapat adalah hal-hal terburuk yang pernah kau lakukan. Pasti akan terjadi padamu. Orang-orang disekelilingmu melakukannya karena mereka membutuhkan informasi tentang dirimu sebelum lebih jauh bergaul denganmu. Jika suatu kali ini terjadi padamu, maka bersabarlah. Terimalah kenyataan ini sebagai suatu hal yang mesti kau jalani. Hal ini sedang terjadi pada saya, sakit memang. Tapi saya berterima kasih pada bekas pacar saya yang telah menceritakan berbagai kejelekan saya sehingga orang yang sedang dekati (PDKT ne...) berbalik arah 100% dari saya. Saya juga tidak tahu kejelekan yang mana, tapi informasi yang saya dapat, dia berfikiran sangat negatif terhadap saya. Ini bukan merupakan suatu masalah bagi saya. Toh, pada akhirnya saya terbebas dari satu hal. Tapi begini pembelaan saya terhadap diri saya sendiri; pertama kali saya mendekati cewek yang itu,

Dream of Love

Bagian I Beberapa lampu menerangi titik panggung. 1. Pangung I dan II Musik riang dan suasana kegembiraan mengisi panggung. Greatest Love of All mengalun membawa kegembaraan bagi semua penduduk desa. Tari-tarian kegembiraan, tawa riang, juga romatisme humanis tumpah ruah seolah mereka sedang mendapatkan sesuatu yang paling mereka inginkan. Screen menampakkan langit yang cerah, sawah yang penuh dengan hasil kaerja keras, masa panen akan tiba, anak-anak bermain riang. 2. Panggung II. Lagu Greatest Love of All selesai dan digantikan musik kekacauan. Tiba-tiba semua jadi kacau. Penduduk tak saling kenal. Masing-masing mencurigai yang lainnya. Mencekam. Saling tikam. Lama kelamaan kekacauan meredam dan semua fris Panggung I Siluet menampakkan adegan romantis, sebuah tarian antara lelaki dan perempuan. Bercumbu, menikmati dunia yang baru saja mereka akui sebagai miliknya. Beberapa orang kemudian mendatangi pasangan tersebut dan mengacaukan romantisme itu. Orang-orang itu seperti handak memi

Paradigma Antropologi Budaya Untuk Kajian Sastra

Memandang fenomena kesusasteraan sebagai fenomena kebudayaan dan memperlakukannya sebagai unsur kebudayaan tidak bisa dilepaskan dari paradigma atau kerangka berfikir yang digunakan antropolog untuk memahami dan menjelaskan kebudayaan itu sendiri. Beberapa paradigma ini antara lain adalah evolusi kebudayaan (Evolutionism), diffuse kebudayaan (diffusionism), fungsionalisme (functionalism), strukturalisme Levi-Strauss (structuralism). Paradigma Evolusi Kebudayaan Paradigma ini merupakan paradigma antropologi yang boleh dikatakan yang paling tua, hingga kini terus mengalami penyempurnaan dan banyak dipakai dalam berbagai kajian, serta berhasil menambah pemahaman yang lebih utuh tentang fenomena kebudayaan yang teliti. Yang menjadi dasar dari paradigma ini adalah teori evolusi yang menyatakan bahwa segala sesuatu di dunia ini mengalami perubahan kea rah yang lebih kompleks. Kerangka berfikir evolusionistis sebenarnya sudah ada dalam pemikiran pengamat sastra Indonesia, namun tidak sangat e

TIPS:KIAT MENJADI PEMENANG LMCR-2008 LIP ICE SELSUN GOLDEN AWARD, BERHADIAH TOTAL RP 80 JUTA

Lomba Menulis Cerita Pendek Remaja 2008 (LMCR-2008) LIP ICE SELSUN GOLDEN AWARD kembali diselenggarakan oleh PT ROHTO Laboratories Indonesia dan Naning Pranoto sebagai Ketua Penyelenggaranya. LMCR-2008 dibuka 1 Juli 2008 dan ditutup 10 Oktober 2008. Para pemenangnya akan diumumkan 10 Nobember 2008 antara lain melalui www.rohto.co.id dan www.rayakultura.net Sejak awal Juni 2008, Panitia LMCR telah menerima SMS dari berbagai kota Tanah Air, yang intinya menanyakan kapan LMCR-2008 diselenggarakan. Selain itu, di antara mereka yang kirim SMS tersebut menanyakan kiat-kiat agar bisa menjadi pemenang LMCR-2008 yang hadiah puluhan juta rupiah. Berikut ini kami sajikan kiat menjadi pemenang LMCR-2008, untuk menjawab ratusan SMS yang masuk ke HP Panitia LMCR. Patuhi Dua Persyaratan Kiat pertama yang harus diperhatikan oleh para peserta LMCR-2008 adalah mematuhi persyaratan yang diberlakukan oleh panitia LMCR-2008. Persyaratan tersebut terdiri dari dua kategori yaitu persyaratan administrasi dan

Mengupas Makna Tadarus, Antologi Puisi “Tadarus” karya; Musthofa Bisri

Gus Mus—panggilan akrab A. Mustofa Bisri—menggubah puisi (baca; Al qur'an) menjadi puisi. Apa yang ada di dalam Al qur'an beliau terjemahkan lagi dalam puisi Indonesia. Meski hal ini tidak bisa menandingi, bahkan mustahil untuk menyamai isi dari alqur'an, tapi puisi yang digubah oleh Gus Mus sudah cukup menggerakkan seluruh bulu roma dan mengendorkan sendi-sendi tubuh. Tentu saja hal ini tidak lepas dari pandangan tentang proses kreatif yang dilakukan oleh Gus Mus. Gus Mus yang tak pernah tamat atau lulus sekolah belajar kesenian dengan mengamati masa kecilnya. Jiwa pelukisnya tumbuh saat beliau teringat bahwa pada masa kecilnya beliau pernah memenangkan lomba menggambar dan warnai. Sejak saat itu, beliau sadar bahwa dalam dirinya ada bakat untuk melukis. Kemudian mulailah Gus Mus melukis hingga pada saat ini lukisan beliau sangat terkenal. Salah satu lukisannya yang hanya bertuliskan alif di atas kanvas terjual hingga puluhan juta rupih. Untuk bakat menulisnya sendiri, ber