Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2010

Inovasi Teater "Teater By Request" oleh P4TK Seni dan Budaya

semalam (04/12/10), sehabis menonton pertunjukan teater, setelah lama tidak menonton, akhirnya cukup memuaskan hasrat saya. pertunjukan tersebut dihadirkan oleh PPPPTK (P4TK) Seni dan Budaya Yogyakarta, mungkin diadakan dalam rangka pentas akhir tahun. biasa, kebanyakan instansi pemerintahan selalu membuat kegiatan akhir tahun yang meriah untuk menghabiskan dana. pertunjukan ini diadakan di Aula lantai I kampus Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta. pertunjukan teater mlam itu cukup inovatif dalam pandangan saya. lihat saja judulnya, "teater by request". melihat judulnya seakan kita diingatkan pada pertunjukan musik yang akhir-akhir ini menjamur di stasiun televisi. sebut saja Inbox, Dahsyat, MTV Ampuh, Mantap, dan lain-lain. program musik di stasiun televisi tersebut menampilkan band-band atau lagu-lagu yang sedang hits dan dalam rangka memenuhi permintaan audiens. sebab itulah, acara-acara semacam ini tak akan surut selama muncul band-band atau lagu-lagu baru

Pergerakan Teater Kampus di Yogyakarta

Sebelum tahun 2000, hampir seluruh kampus di Yogyakarta memiliki kelompok teater, bahkan setiap jurusan dan fakultas. Maraknya kelompok teater ini turut menyemerakkan dunia kesenin di Yogyakarta. Jumlah kelompok teater di Yogyakarta sebelum tahuh 2000 diperkirakan mencapai seratus, bahkan lebih. Akan tetapi, geliat kelompok-kelompok teater tersebut tidak sehebat jumlahnya. Satu per satu kelompok-kelompok teater tersebur hilang dari peredaran karena berbagai sebab. Satu-satunya kategori yang masih bertahan hingga saat ini adalah Teater UKM, yaitu kelompok teater yang berada dalam naungan kampus secara langsung. Teater UKM merupakan teater yang legal bergerak dan berproses dalam kampus dengan jaminan dana yang sudah disediakan setiap tahunnya berdasarkan program kerja yang diajukan kepada pihak Kampus. Kelompok inilah yang rutin mengikuti kegiatan-kegiatan nasional sebagai delegasi dari Kampus. Selain itu, pergerakan yang mereka lakukan meluas hingga keluar kampus. Misalnya, mengadakan

"The Rise of English"

Pembabakan sejarah sastra Inggris: I. Pra-modern: Sastra sebagai tulisan-tulisan yang dihargai masyarakat-dalam bentuk “imaginative”. Timbal baliknya; mengaktifkan dan menyebarkan nilai-nilai tertentu “kelas”; dengan tujuan ideologis. II. Romantisme (awal abad ke-19): Reaksi terhadap gerakan social dan perkembangan teknologi pada paruh kedua abad ke-18: kebangkitan ekonomi liberal, industrialisasi, runtuhnya hubungan sosial “tradisional” dan masyarakat “organik”; sastra menjadi oposisi untuk ideologi dominan. Sastra juga melepaskan diri dari tujuan sosial; “seni” menjadi gudang nilai-nilai “abadi” dan kebenaran yang lebih unggul daripada orang-orang histories [semi-sentimen keagamaan sudah terlihat]. III. Victoria (pertengahan 19 - awal abad ke-20): nilai-nilai “abadi” dan kebenaran yang terkandung dalam Sastra menjadi pengganti agama dalam mengindoktrinasi dan bekerja bagi kelas menengah. Masa itu agama hanya dianggap milik Victorian yang kemudian menjadikan agama untuk mengontrol ide

Hasil pembacaan: Life beyond the screen: embodiment and identity through the internet. tulisan Michael Hardey

Tulisan ini membahas identitas secara on-line dan off-line serta bagaimana hubungan yang terbentuk dan dinegosiasikan dalam lingkungan internet yang menawarkan kesempatan untuk bertemu orang secara on-line dan pindah ke hubungan off-line dengan harapan membentuk hubungan intim. Interaksi virtual dapat dibentuk oleh dan didasarkan pada sosial, fisik dan pengalaman budaya pengguna. Hal ini menunjukkan bahwa anonimitas tanpa tubuh yang mencirikan internet bertindak sebagai landasan untuk membangun kepercayaan dan mendirikan hubungan dunia nyata daripada fantasi konstruksi diri. Tulisan ini diakhiri dengan diskusi tentang makna yang lebih luas untuk memahami identitas dan interaksi serta dampak dunia maya pada sossialisasi off-line. Sifat identitas dan sosialisasi on-line dan off-line adalah salah satu tema sentral dalam spekulasi dan analisis tentang cara orang menggunakan internet. cyberfeminist manifesto Dengan menggunakan internet, orang bisa melakukan apa saja,
Perjamuan yang Lindap tempelkan lagi pumflet-pumflet kosong di atas bambu renta, mimpi yang menyangsang pada kail kosong di pintu laut bergeming ribuan ikan kelaparan ''hari ini tak ada nelayan berkapal'' suatu hari nanti kucium dadamu dan kuselipkan mawar yang diwariskan dewa-dewa, lalu segera kemasi deru mesin kapal dan riuh ombak agar kita bebas berlayar menempuh jalan camar jalan bergurat rapi di tepi tebing sorga tangis itu, kini, di dasar laut. aku membawanya dari cerita yang dipanggul waktu dari suratan pemakaman tanda yang tertulis pada alamat cinta telah sampai kisah cerita telah membahasakan dirinya sendiri : di suatu pagi yang tak kukenal mataharinya di suatu pagi yang menerbitkan tangis itu lagi. kita ini binatang laut, katamu. aku menerjemahkannya jadi kerlip kunang-kunang yang berebutan menyala di padang pasir, lalu kau pergi tanpa membawa nafasmu, kusimpan di dada kiriku agar a menjadi setia, menunggu angin : pemukiman kepak sayap dan jerit malaikat. aku
Tentang Cinta yang Luput Hujan turun sendirian Selaput cinta yang kusut diguguri kamboja Menyembunyikan puisi dari kisah bunga bungah Sekali musim kita tak sama menamainya Angka-angka kalender jatuh begitu saja Menjadi daftar merah Tanpa kita sempat memaknainya sebagai hari Dan bau tanah yang menyumbat hidung Adalah kenangan yang terkubur. Djogjakarta, 2008. Aku Mencintaimu dengan Segenap Bahasa Aku mencintaimu dengan segenap bahasa Kata-kata menerjemahkan segala gerak. Aku beri setangkar mimpi, juga rindu Merekahlah jemari dan lengkap sudah prosa ini, Yang di dalamnya aku lelap, Mendengkur. Cintaku penuh kutipan-kutipan romeo-juliet Tanpa bunga dan kematian, Kupersembahkan kalimat-kalimat sighot taklik Rumit. Memang rumit cinta kita. Djogjakarta, 2008. puisi-puisi di atas tekah dimuat di harian Merapi Yogyakarta, 18 Januari 2009
Catatan Pendek Tentang Luka Karena aku tak mengenal musim Kubiarkan hujan memilikimu Sebab dalam diriku Gelombang tebal menangisi Irama matahari dalam kabut Biarlah hanya percakapan kita tersisa Abu dari kertas cinta Yang pelan-pelan menidurkan lagu-lagu Menjadi angin di hutanmu yang sepi tiba-tiba Lalu luka itu terbit Tak putus-putus Djogjakarta, 2008. Aku Mengingatmu Sebagai Prasasti Aku mengingatmu sebagai prasasti Jika nanti kau lupa tentang dawai Yang ragu-ragu berderit kau gesek di belakang rumah Saat purnama telah pulang Dan aku sibuk mengajarimu Mengeja kalimat-kalimat yang semakin tua Pada daftar alamat yang kita lupa mengiriminya doa Aku mengingatmu sebagai prasasti Hari lahirmu yang merekah pada sebuah batu Isyarat yang kubiarkan mengeras Namun pada lekuknya Suatu hari akan kau pahami Sebagai gerimisku atasmu yang tak pernah reda. Djogjakarta, 2008. Kembang Kamboja; Sebuah Kado Pernikahan Kita
Obituari Senja Tak ada sumur di ladang Kemarau memanjang Langsat kulitmu merayuku Lalu kutuang puisi ke dalam dadamu Sebab tak ada lagu yang kau putar di sana Maka kulepas engkau di bibir pantai Agar bayangmu tak jadi janji Bagi senja yang menunggu Sekitar Gaza bersembunyilah dalam dadaku agar langit tak berwarna ungu dan puing-puing tak melulu kabar buruk kemarilah, kudongengkan cerita pengantar tidur sebab hanya mimpi yang tak pernah diusik peluru. mari menari irama padang pasir kesedihan mesti berakhir tidurlah, akan kubangunkan engkau di siang hari setelah kering darah dan tangis oleh matahari dan sebentar lagi hujan membawanya menuju langit agar tercium malaikat sebagai bau tanah yang abadi djogjakarta, 2009. puisi-puisi di atas telah dimuat di harian Merapi Yogyakarta, 11 Juli 2010
Luka Duka — episode kunang-kunang jika kau telah lupa meletakkan abad yang tercipta dari jejakmu aku buatkan seribu kunang-kunang dari dongeng ibu: seekor ular melilit tubuhnya sendiri. hujan telah menepi saat kau sampai namun, tak kuijinkan lagi kakimu di sini seumpama saja kau tak mengirim sunyi di kamarku lewat kabel-kabel telepon yang kau sambung dari kiamat aku akan lebih senang mamanggul rumah dipunggungku : beban abadmu. tetapi kau lupa, abad kunang-kunang ini terlewati begitu saja. sampai batas inikah sumpahku ludahmu lancar meniup apiku dalam remang bulan di reranting yang kutemukan mati di gang sepi waktu malam tak bermimpi. Djogjakarta, 2007. Luka Duka — episode lahar kau turunkan lahar dari kepalamu menjejak di antara rumah-rumah beratap isak inilah ribuan cerita yang menjejal; tak ada suami, istri, juga anak-anak yang aku rindukan dari pulau tak pernah bergeming lalu antara

pementasan dan diskusi publik Musik Puisi

Kelompok Musik Puisi Assarkem merupakan satu devisi dalam tubuh Sanggar Kreativitas Manusia (SARKEM) Yogyakarta, yang konsisten dalam menggarap musik puisi atau musikalisasi puisi, meski mengalami pasang surut dan bongkar pasang personil. Dalam kiprahnya, KM Assarkem tidak hanya menampilkan bentuk karya "jadi", melainkan juga memberikan masukan bagi perkembangan wacana musik puisi yang masih simpang siur hingga saat ini, bahkan ketika musik puisi masuk dalam kurikulum Sekolah Menengah Pertama. Dalam pementasan dan diskusi kali ini, KM Assarkem bekerjasama dengan Bentara Budaya Yogyakarta, akan menghadirkan pembahas Dr. St. Sunardi selaku pengamat budaya. acara ini bersifat terbuka bagi umum dan tidak dipungut biaya apapun.

Bollywood Menuju Hollywood

Sehabis menonton tiga film produksi India tidak dalam satu waktu, kecenderungan film produksi Negara Mahabarata ini mulai nampak jelas. Tiga film tersebut adalah Want To be Millioneri, My Name Is Khan, dan 3 Idiot. Dua film terakhir diproduksi hampir bersamaan. Ketiga film tersebut sekaligus menembus industri film Amerika, Hollywood. Hal ini tentu membanggakan, entah bagi siapa, yang jelas ini merupakan prestasi bagi film produksi India. Setelah kesuksesan Want To Be Millioner, India seolah-seolah meraih piala kemenangan yang kemudian disusul dengan piala-piala yang lain. Terbukti, dua film lainnya kemudian muncul dengan cukup membanggakan. Seperti yang sudah selama ini kita saksikan, film-film produksi India, bollywood, memiliki kecenderung yang sama; alur dan tema. Film produksi bollywood biasa bercerita tentang kisah cinta kemudian dihalangi oleh relasi kuasa yang tidak imbang, baik dari orangtua, harta ataupun relasi kuasa lainnya. Selain itu kemudian akan muncul orang ketig

semacam kata-kata bijak

Wanita adalah seorang dewi yang harus didekati pria dengan penuh penghormatan, penghargaan dan perhatian. Wanita adalah keturunan Hawa bukan pengikutnya. Ia mencerminkan kejayaan Perawan Suci Maria, perempuan yang menjadi tujuan persembahan katedral-katederal besar Gothic abad 20. keunggulan spiritual dan emosional yang dimiliki wanita adalah sebuah anugerah bagi seorangpria bodoh—seorang yang tidak cerdas, tidak dewasa, tolol, dan bengis. Kekuatan seorang wanita terhadap pria adalah mutlak. Burung rajawali yang melanggar sumpah akan merasa nyaman di sarang yang ketiga. Jangan terlalu keras untuk mendapatkan cinta seorang wanita yang bernafsu. Kau tidak dapa memenangkan cintanya walau sekeran apapun kau mencoba—kecuali kamu adalah seorang yang memiliki kekuatan Venus, sehingga kau bisa membuatnya puas. Melakukannya lebih sulit daripada sekedar menguras samudra. Dengan tunduk terhadap segala perintah wanita, kau akan berusaha mencintai dengan cara melayani. Ketika

Rekonstruksi Islam di Amerika

tulisan ini merupakan hasil pembacaan teerhadap film "My Name is Khan". ditulis dalam rangka memenuhi tugas akhir mata kuliah poskolonial yang diampu oleh Dr. Budiawan, pada Program Pascasarjana Ilmu Religi dan Budaya Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Pendahuluan Film bukan semata-mata soal industri, tetapi ia juga merepresentasikan identitas dan karakter sebuah bangsa. Artikel-artikel di blog India yang berhubungan dengan film My Name Is Khan (selanjutnya disingkat Manisan) ini menunjukkan suatu fakta yang menarik, tanggapan terhadap film ini lebih membicarakan tentang politik kebudayaan di India daripada nilai keindahan film itu sendiri. Film ini tidak selayaknya film produksi India pada umumnya, yang cenderung lebih mengedepankan tarian dan nyanyian tradisional ketimbang ideologi-ideologi yang diusung dalam film. Beberapa film produksi India yang dapat disebut keluar dari jalur umumnya film India antara lain Slumdog Millionari, 3 Idiot, dan Manisan. Setidaknya, tiga fil