Perjamuan yang Lindap tempelkan lagi pumflet-pumflet kosong di atas bambu renta, mimpi yang menyangsang pada kail kosong di pintu laut bergeming ribuan ikan kelaparan ''hari ini tak ada nelayan berkapal'' suatu hari nanti kucium dadamu dan kuselipkan mawar yang diwariskan dewa-dewa, lalu segera kemasi deru mesin kapal dan riuh ombak agar kita bebas berlayar menempuh jalan camar jalan bergurat rapi di tepi tebing sorga tangis itu, kini, di dasar laut. aku membawanya dari cerita yang dipanggul waktu dari suratan pemakaman tanda yang tertulis pada alamat cinta telah sampai kisah cerita telah membahasakan dirinya sendiri : di suatu pagi yang tak kukenal mataharinya di suatu pagi yang menerbitkan tangis itu lagi. kita ini binatang laut, katamu. aku menerjemahkannya jadi kerlip kunang-kunang yang berebutan menyala di padang pasir, lalu kau pergi tanpa membawa nafasmu, kusimpan di dada kiriku agar a menjadi setia, menunggu angin : pemukiman kepak sayap dan jerit malaikat. aku ...
mencintai kupu-kupu, bunga-bunga, dan saling mencintai